Pembangunan Penajaman Eco City IKN adalah langkah strategis dalam merancang kawasan penyangga modern dan ramah lingkungan bagi ibu kota Nusantara. Dengan lahan siap lebih dari 1.000 hektare di Kabupaten Penajam Paser Utara, proyek ini dibangun sebagai penyangga utama terhadap Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Konsep eco-city menghadirkan komposisi tata ruang yang seimbang: ruang hijau, infrastrukturnya efisien energi, dan hidup masyarakat yang selaras alam. Penajaman Eco City IKN bukan sekadar perluasan kota, melainkan simbol masa depan pembangunan ibu kota baru yang inklusif dan berkelanjutan.
Kawasan Penyangga dengan Lahan Super Luas
Penajaman Eco City IKN dirancang mencakup lahan sekitar 1.000 hingga 1.873 hektare, bentuk konkret dari penajam ikn sebagai kota satelit major. Dari total ini, lahan komersial siap investor mencapai hampir 1.000 hektare, sedangkan sisanya digunakan untuk reforma agraria, ruang air dan fasilitas publik eco‑friendly lainnya.
Ini menjadikannya wilayah terluas kedua setelah inti pemerintahan, sekaligus magnet baru investasi hijau di Pulau Kalimantan.
Konsep Eco‑City Hijau Sehat Inklusif
Konsep Penajaman Eco City IKN menekankan prinsip eco‑city, yaitu kota yang disusun dengan dominasi area hijau, efisiensi energi, dan minim emisi. Targetnya adalah 75% kawasan kota tetap hijau atau hutan yang dilindungi.
Kota ini juga dirancang sebagai open city berbasis ekosistem dengan jaringan jalur pejalan kaki, transportasi publik hijau, serta sistem drainase dan air bersih yang ramah lingkungan.
Fungsi Penyangga Ekonomi IKN
Sebagai bagian dari penajam ikn, Eco City tidak hanya berfungsi sebagai kota transit, tapi juga sebagai pusat logistik, perhotelan, industri ringan dan komersial. Pelabuhan khusus dan bandara VVIP disiapkan sebagai fasilitas penting untuk mendukung KIPP IKN dan rantai pasok nasional.
Dengan fungsi ini, kawasan ini diproyeksikan jadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Timur.
Struktur Kawasan Penajam Eco City
Penajaman Eco City mencakup alokasi lahan strategis seperti reforma agraria seluas sekitar 1.873 hektare, badan air dan ruang hijau 123 hektare, bandara VVIP sekitar 621 hektare, jalan tol 150 hektare, dan kawasan pusat kota, residensial, resort, sport hub, komersial, serta institusi pemerintahan total ribuan hektare.
Struktur ini memungkinkan interaksi antar fungsi tanpa mengorbankan kelestarian alam.
Kolaborasi dengan Investor Lokal dan Internasional
Penajaman Eco City telah menarik mata investor, terutama Jepang yang digandeng oleh Badan Bank Tanah bersama sejumlah mitra strategis untuk mengembangkan lahan tersebut.
Negosiasi terus berjalan sejak awal 2025, meski beberapa investor masih menunggu kesiapan regulasi dan model bisnis yang matang. Namun momentum terus tumbuh dan sejumlah investor besar menyatakan minat untuk masuk ke kawasan ini sebagai bagian dari penajaman eco city ikn.
Tantangan dan Peluang Ekonomi
Walau sempat dirasa investor masih ragu, tren permintaan properti di sekitar IKN terus meningkat. Harga tanah di Sepaku dan Penajam Paser Utara melonjak signifikan sejak 2023 hingga 2025.
Skema pemanfaatan lahan pun memberikan fleksibilitas berupa pilihan jual-beli HGB jangka panjang atau sewa Hak Pakai dengan durasi hingga 80–95 tahun. Hal ini dirancang untuk memberikan keamanan investasi jangka panjang.
Integrasi dengan IKN dan Model Kota Pendukung
Penajaman Eco City bukan berdiri sendiri. Ia berbentuk satelit yang menunjang IKN dan diintegrasikan melalui transportasi, logistik, dan fasilitas publik bersama KIPP. Ide ini mirip dengan suburb di negara maju yang berfungsi sebagai kota penyangga sekaligus tempat tinggal dan aktivitas masyarakat yang bekerja di pusat kota utama.
Kontribusi terhadap Masterplan IKN Eco‑City
Sebagai bagian penting dari masterplan IKN, Eco City menerapkan prinsip Eco‑City yang mengutamakan keberlanjutan. Ini termasuk pengelolaan air bersih, energi terbarukan, dan pengendalian kualitas udara. Tujuannya agar Eco City dan IKN tumbuh sebagai kota masa depan yang mampu menjaga keanekaragaman hayati dan kualitas hidup tinggi.
Dampak Sosial dan Lingkungan Lokal
Proyek ini tidak hanya menguntungkan sisi ekonomi, tapi juga berdampak sosial seperti penyediaan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, pelatihan tenaga kerja lokal, serta penyusunan reforma agraria. Pendekatan ini menjadikan proyek bukan hanya sekadar bisnis, melainkan juga pemberdayaan masyarakat setempat.
Outlook Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Dengan keberadaan lahan luas, skema regulatif menarik, permintaan yang meningkat, dan konsep eco-city yang matang, Penajaman Eco City IKN berpotensi menjadi pusat pertumbuhan inovatif dan ramah lingkungan.
Jika investor mulai masuk dalam jumlah signifikan di 2025–2026, kawasan ini bisa menyumbang jutaan lapangan kerja baru dan mendukung terbentuknya ekosistem kota hijau yang scalable dan berkelanjutan.
Penajaman Eco City IKN bukanlah wilayah penyangga biasa. Ia dirancang sebagai kota pendukung yang mengusung eco‑city, investasi hijau, serta integrasi sosial-ekonomi. Dengan area besar, struktur masterplan yang matang, dan minat investor yang mulai tumbuh, proyek ini menjanjikan era baru dalam pembangunan IKN: kota berkelanjutan, inklusif, modern, dan maju bersama alam dan manusia.
FAQ
Apa itu Penajaman Eco City IKN?
Kawasan penyangga IKN seluas ribuan hektare di Penajam Paser Utara, dirancang sebagai eco‑city pendukung pusat pemerintahan baru.
Berapa luas lahan yang tersedia?
Sekitar 1.000 hingga 1.873 hektare, dengan hampir 1.000 hektare untuk area komersial siap investor.
Bagaimana skema investasinya?
Terdapat opsi Hak Guna Bangunan (HGB) jangka panjang atau Hak Pakai sewa tahunan hingga puluhan tahun.
Siapa saja investor yang tertarik?
Investor lokal dan asing, terutama Jepang, sudah mulai menunjukkan ketertarikan sejak awal 2025.
Apa hubungan Eco City dengan inti IKN?
Eco City berfungsi sebagai kota satelit yang mendukung Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan koneksi infrastruktur dan fasilitas terintegrasi.